LATAR BELAKANG

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, saat ini penyakit kanker serviks menempati peringkat teratas di antara berbagai jenis kanker yang menyebabkan kematian pada perempuan di dunia. Di Indonesia, setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks.
Sekitar 8000 kasus di antaranya berakhir dengan kematian. Menurut WHO, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks yang tertinggi di dunia. Namun informasi mengenai hal ini belum banyak diketahui karena kanker serviks sering tidak menimbulkan gejala atau keluhan sehingga sehingga mayoritas penderita yang datang berobat sudah dalam kondisi kritis dan penyakitnya sudah dalam stadium lanjut.


TINJAUAN PUSTAKA

Kanker secara umum merupakan bentuk pertumbuhan sel-sel dalam tubuh. Khususnya dimulai di bagian organ tertentu yang rentan dan yang tidak normal. Ketidaknormalan kanker tercermin dari adanya kemampuan tumbuh sel yang tidak terbatas.
Pada sel-sel normal, apabila sel telah mencapai jumlah yang besar, maka akan ada yang menghambat pertumbuhan sel lebih lanjut dan lebih banyak. Sehingga sel akan menghentikan diri, tidak membelah secara intensif lagi karena adanya tegangan dengan sel lain. Namun pada sel kanker, kemampuan membelah sel sangat besar (ploriferasi=memperbanyak diri).
Pada kanker dapat diawali dengan tahap preinisiasi yakni meskinya bahan-bahan pemicu kanker. Bahan tersebut dapatdari radikal bebas dari mana saja. Misalnya saja makanan, minuman, kosmetik, bahan aditif dan lingkungan.
Bahan-bahan yang memicu kanker disebut senyawa karsinogenik. Bahan karsinogenik yang mungkin masuk dalam tubuh adalah sebagai berikut :
Bahan Karsinogenik Sumber Kemungkinan Jenis Kanker
Ultraviolet A, B Sinar matahari Kanker kulit
Human Papiloma Virus (HLV) Lingkungan khususnya hubungan seksual Kanker leher rahim
Nitrosamin Aditif natrium nitrit pada sosis dan kornet (pewarna merah daging), sate/BBQ Kanker (umum)
Benzo(a)piren Rokok Kanker paru-paru
Rhodamin B Pewarna kertas tetapi ditambahkan pada makanan, minuman, kosmetika (warna merah) Kanker kulit, kanker (umum)

Ternyata bahan-bahan karsinogenik dapat memacu adanya mutasi genetic dalam DNA. Dan akan terjadi proses inisiasi hingga tahap proliferasi. Saking banyaknya sel kanker maka mereka memiliki kemampuan membentuk pembuluh darah baru (angiogenesis). Angiogenesis selain berfungsi sebagai bahan utama pertumbuhan sel, ia juga alih fungsi sebagai penyebab kanker ke sel di organ lapin karena sel kanker dapat menyebar ikut bersama aliran darah dan pembuluh limfa (metastase).
Pada tahap sebelum inisiasi sel tidak normal tidak tumbuh secara ganas, hanya sebagai tumor (benign). Namun apabila tumbuh secara tak terbatas dan tidak terkontrol maka mengakibatkan munculnya sel kanker (malign).
Dalam pembahasan ini kita akan membahaas mengenai kanker leher rahim. Kanker leher rahim merupakan momok terbesar di negara maju. Kanker leher rahim ini juga menimbulkan banyak masalah yang beripa kesakitan (morbiditas), penderitaan dan bahkan kematian.

KANKER LEHER RAHIM (SERVIKS)
Leher rahim (Serviks) merupakan bagian dari alat reproduksi yang sering ditumbuhi kanker. Leher rahim terletak di bagian bawah rahim. Tugasnya adalah membantu jalannya sperma dari vagina menuju rahim. Leher rahim mengeluarkan jenis lendir tertentu dengan tugas yang berbeda-beda.
Nama lain dari kanker rahim adalah serviks. Kanker ini termasuk kedalam kategori kanker yang ganas. Kanker serviks adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada serviks, sehingga jaringan disekitarnya tidak dapat melaksanakan fungsi sebagaimana mestinya. Keadaan tersebut biasanya disertai dengan adanya pendarahan dan pengeluaran cairan vagina yang abnormal, penyakit ini dapat terjadi berulang-ulang.
Kanker leher rahim (Kanker Serviks) merupakan sebuah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim/serviks. Yaitu bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina.


PENYEBAB KANKER SERVIK
Kanker serviks disebabkan infeksi virus HPV (human papillomavirus) atau virus papiloma manusia. HPV menimbulkan kutil pada pria maupun wanita, termasuk kutil pada kelamin, yang disebut kondiloma akuminatum. Hanya beberapa saja dari ratusan varian HPV yang dapat menyebabkan kanker. Kanker serviks atau kanker leher rahim bisa terjadi jika terjadi infeksi yang tidak sembuh-sembuh untuk waktu lama. Sebaliknya, kebanyakan infeksi HPV akan hilang sendiri, teratasi oleh sistem kekebalan tubuh. Kanker serviks menyerang daerah leher rahim atau serviks yang disebabkan infeksi virus HPV (human papillomavirus) yang tidak sembuh dalam waktu lama. Jika kekebalan tubuh berkurang, maka infeksi HPV akan mengganas dan bisa menyebabkan terjadinya kanker serviks. Gejalanya tidak terlalu kelihatan pada stadium dini, itulah sebabnya kanker serviks yang dimulai dari infeksi HPV dianggap sebagai “The Silent Killer”.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KANKER SERVIKS
1. Makanan
2. Gangguan sistem kekebalan
3. Pemakaian kontrasepsi
4. Ras
5. Polusi udara
6. Golongan ekonomi rendah
7. Terlalu sering membersihkan vagina
8. Faktor etologik
9. Herpes Simpleks Virus (HVS) Tipe 2
10. Perubahan Fisiologik Epitel Serviks
11. Perubahan Neoplastik Epitel Serviks
12. Merokok
13. Pengunaan celana ketat
14. Umur
15. Paritas
16. Usia wanita saat menikah
17. Hubungan seks pada usia muda
18. Pasangan seksual lebih dari satu

GEJALA KANKER SERVIKS
Pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang mudah diamati. Itu sebabnya, Anda yang sudah aktif secara seksual amat dianjurkan untuk melakukan tes pap smear setiap dua tahun sekali. Gejala fisik serangan penyakit ini pada umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker stadium lanjut.
1. Munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan intim (contact bleeding).
2. Keputihan yang berlebihan dan tidak normal.
3. Perdarahan di luar siklus menstruasi.
4. Penurunan berat badan drastis.
5. Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien akan menderita keluhan nyeri punggung
6. Hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal.

PEMERIKSAAN KANKER SERVIKS
Pemeriksaan kanker servik dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, di antaranya yaitu :
1. Mendeteksi kanker serviks dengan pap smear
2. IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)
3. Mendiagnosis serviks dengan kolposkopik
4. Vagina inflammation self test card
5. Schillentest
6. Kolpomikroskopi




PENCAGAHAN KANKER SERVIKS
Cara menghindari kanker serviks memang tidak semudah membalikkan tangan. Namun beberapa cara ini dapat dilakukan untuk menghindari kanker serviks, diantaranya yaitu :
1. Menunda untuk menjadi wanita yang memiliki aktivitas seksual yang tinggi.
2. Jangan berganti-ganti pasangan.
3. Melakukan vaksinasi HPV
4. Melakukan pemeriksaaan rutin
5. Menghindari rokok
6. Menghindari mencuci vagina terlalu sering
7. Menghindari menabur bedak disekitar vagina
8. Menghindari makanan berlemak
9. Menghindari hubugan seks terlau dini
10. Menghindari terlambat untuk menikah
11. Makanlah makanan yang mengandung vitamin C, Beta Karoten dan Asam Folat

PENGOBATAN KANKER SERVIKS
Kanker serviks dapat diatasi dengan berbagai cara diantaranya, yaitu :
1. Dengan vaksin HPV dan Screening
Pada sebuah penelitian menyatakan bahwa kombinasi vaksinasi HPV dan screening dapat memberikan manfaat yang besar dalam pencegahan penyakit kanker serviks. Vaksin HPV dapat berguna dalam pengobatan sedangkan sreening untuk mengurangi kejadian kanker serviks. Kedua kombinasi ini juga bisa mengobati kondisi pra-kanker dan serviks pada kasus yang ringan.
2. Dengan vaksin ASO4
Tidak semua teknologi vaksinasi itu sama. Banyak sekali vaksin yang sedang digunakan untuk pengobatan kanker serviks. Ada sistem terbaru dari vaksin yang dapat merangsang tubuh menjadi kuat dan stabil. Ada sebuah terobosan baru bahwa sistem ajuva nomor 4 (ASO4) dapat merespontubuh dibandingkan dengan sistem vaksin yang lain. Ajuva tersebut bisa berlaku seperti booster, yang sangat berguna membantu membentuk respon kekebalan yang lebih tinggi.
3. Dengan vaksin Cervarix
Cervarix merupakan sebuah vaksin kanker serviks terobosan baru yang beredar di Indonesia. Vaksin ini ditujukan bagi remaja putri maupun perempuan dewasa (usia 10 tahun s/d 55 tahun) untuk pencegahan kanker serviks. Cervarik adalah vaksin yang diproduksi oleh GlaxoSmith-Kline’s.
4. Dengan vaksin Gardasilr
Vaksin ini juga bekerja mencegah dua tipe HPV yang tidak menyebabkan kanker, yaitu tipe 6 dan 11. Namun kedua tipe ini menyebabkan 90% genital warts (kutil). Vaksin Gardasilr diberikan melalui injeksi intramuskular 0,5 ml sebanyak tiga kali selama enam bulan dan dosis kedua diberikan dua bulan setelah vaksin pertama dan dosis ketiga diberikan dua bulan setelah dosis kedua.
5. Terapi radiasi
Terapi radiasi atau sering disebut dengan radioterapu dapat digunakan untuk mengobati kanker leher rahim. Pengobatan ini menggunakan sinar pengion. Namun bisa juga menggunakan gelombang panas (hyperthermia).
6. Biopsi
Pengobatan dengan biopsi adalah pengobatan dengan cara operasi. Dengan biopsi dappat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomannya. Biopsi dilakukan jika pada pemerikasaan panggul tampak suatu pertumbuhan atau luka pada serviks, atau juika Pap smear menunjukkan suatu abnormalitas atau kanker.
7. Konisasi adalah sebuah cara mengangkat jaringan yang mengandung selaput lendir serviks dan epitel gepeng serta kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan pada serviks tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas.
8. Histerektomi
Histerektomi merupakan sebuah operasi pengangkatan kandungan (rahim,uterus) seorang wanita. Hal ini sangat disayangkan sebab setelah menjalani histerektomi seorang wanita tidak mungkin lagi untuk hamil dan mempunyai anak.
9. Kemoterapi
Kemoterapi adalah sebuah pengobatan yang bersifat adjuvant atau paliatif. Sel yang aktif membelah dapat diperkecil dengan obat-obatan sitostatika. Obat-obatan sitostika bekerja pada satu atau beberapa fase dari siklus sel. Dengan begitu maka memerlukan pengobatan yang berulang. Ini dapat dilakukan dengan kombinasi pemakaian Mitomycin-C, Vincristin, Bleomycin dan Cisplatin.
10. Terapi biologis
Terapi biologis adalah pengobatan dengan menggunakan zat-zat untuk memperbaiki kekebalan tubuh dalam melawan penyakit. Pengobatan ini dilakukan pada kanker yang telah menyebar ke tubuh lain. Pengobatan ini sering menggunakan interferon dan bisa sikombinasikan dengan kemoterapi.