Porfiria




 
DEFINISI
Porfiria (Porphyrias)adalah sekelompok penyakit yang disebabkan oleh kekurangan enzim-enzim yang terlibat dalam sintesa heme.

Heme adalah senyawa kimia yang membawa oksigen dan memberi warna merah kepada darah.
Heme merupakan komponen utama dari hemoprotein (suatu jenis perotein yang terdapat dalam semua jaringan).

Sejumlah besar heme disintesa di dalam sumsum tulang untuk membuat hemoglobin.
Hati juga menghasilkan sejumlah besar heme dan sebagian besar digunakan sebagai komponen dari sitokrom.
Beberapa sitokrom dalam hati mengoksidasi bahan kimia asing, termasuk obat-obatan, sehingga lebih mudah dikeluarkan dari tubuh.

3 jenis porfiria yang paling sering ditemukan adalah:
  • Porfiria kutanea tarda

  • Porfiria intermiten akut

  • Protoporfiria eritropoetik.

    Ketiga penyakit ini sangat berbeda; gejala-gejalanya berbeda, pemeriksaan diagnostiknya berbeda dan pengobatannyapun berbeda.
    Beberapa poprfiria yang lebih jarang terjadi memiliki gambaran yang sama satu sama lainnya:
    - Kekurangan asam delta-aminolevulinat dehidratase - Porfiria eritropoetik kongenital
    - Porfiria hepatoeritropoetik
    - Koproporfiria herediter
    - Porfiria variegat.

    Porfiria dapat dikelompokkan melalui beberapa cara.
    Yang paling banyak dipakai adalah pengelompokan berdasarkan kekurangan enzim.

    Sistem pengelompokan lainnya membedakan porfiria akut (yang menyebabkan gejala-gejala neurologis) dengan porfiria kutaneus ( yang menyebabkan fotosensitivitas kulit).

    Sistem pengelompokan yang ketiga membagi porfiria menjadi:
    - Porfiria hepatik : kelebihan prekursor terutama berasal dari hati
    - Profiria eritropoetik : kelebihan prekursor terutama berasal dari sumsum tulang.


  • PENYEBAB
    8 macam enzim yang berbeda bekerja pada tahap-tahap yang berurutan dalam pembuatan heme.
    Jika terjadi kekurangan salah satu enzim yang bekerja pada rangkaian pembuatan heme tersebut, prekursor kimia dari heme akan terkumpul dalam jaringan (terutama dalam sumsum tulang atau hati).
    Prekursor-prekursor ini (termasuk asam delta-aminolevulenat, porfobilinogen dan porfirin) akan muncul dalam darah dan dibuang melalui air kemih atau tinja.

    Semua porfiria, kecuali porfiria kutanea tarda, bersifat herediter (merupakan penyakit keturunan).
    Semua penderita porfiria herediter memiliki kekurangan enzim yang sama. Tetapi mereka memiliki mutasi yang berbeda dalam gen untuk enzim tersebut, kecuali jika berasal dari keluarga yang sama.

    GEJALA
    Porfirin yang berlebihan menyebabkan fotosensitivitas, dimana seseorang akan sangat peka terhadap sinar matahari.
    Hal ini terjadi karena jika terpapar cahaya dan oksigen, porfirin akan menghasilkan oksigen yang bermuatan dan tidak stabil, yang dapat merusak kulit.

    Terjadi kerusakan saraf yang menyebabkan nyeri dan bahkan kelumpuhan.
    Kerusakan saraf terjadi jika ditemukan penumpukan dari asam delta-aminolevulenat dan porfobilinogen.

    DIAGNOSA
    Jika dicurigai suatu porfiria akut, maka dilakukan pengukuran kadar asam delta-aminolevulenat dan porfobilinogen dalam air kemih
    Jika diduga suatu porfiria kutaneus, dilakukan pemeriksaan kadar porfirin dalam plasma darah.

    Pemeriksaan lainnya (termasuk pengukuran enzim sel darah merah) dilakukan jika hasil dari salah satu tes penyaringan tersebut abnormal.

    PENGOBATAN
    Pengobatan tergantung kepada jenis porfiria yang terjadi.

    Mengobati Cantengan




    Akibat tusukan duri atau sengatan/gigitan serangga berbisa, sehingga membengkak dan mengandung nanah di sekitar kuku. Cantengan ini sakit sekali, kadang-kadang dapat menimbulkan demam.
    Cara pengobatannya:
    1) Parutan jahe 1 sendok teh diberi minyak kelapa sedikit (sekedar basah). Campuran ini dipanggang (digarang) di atas api sampai panas (jangan sampai kering). Dalam keadaan masih hangat, ramuan parutan jahe ditempelkan pada jari yang cantengan lalu diperban. Pagi dan sore obat ini diganti yang baru. Lakukan selama 3 hari sampai kukunya lepas.

    2) Ambil 2-3 siung bawang merah. Setelah digiling, bubuhilah kira-kira satu sendok makan minyak kelapa, dan balutkan dengan daun pisang. Lalu sangrai sampai daunnya layu. Balutkan pada jari-jari yang cantengan dengan menggunakan perban. Lakukan 2-3 kali sehari selama 3 hari terus-menerus.

    3) Sepuluh cabe rawit ditumbuk sampai halus. Tambahkan kapur sirih dan minyak panas. Tempelkan ramuan ini pada jari-jari yang cantengan dan balut dengan perban. Biarkan selama sepuluh jam.

    4) Obati dengan ramuan daun pacar dan kapur sirih. Daun pacar ditumbuk sampai halus lalu dicampur dengan kapur. Tempelkan ramuan ini pada kuku yang cantengan.

    5) Rendamlah kaki atau tangan yang cantengan selama 10 menit di dalam air yang telah dicampur dengan garam, setiap pagi dan sore.

    6) Ambil tembakau rokok kretek dan campurlah dengan Larutan kapur sink. Setelah dibalurkan pada kaki atau tangan yang can-tengan, bungkuslah dengan kain putih yang steril.

    Pustaka
    Muslimah Cerdas & Kreatif Oleh Riyanti GW, S.S

    Anemia Aplastik




    Anemia aplastik adalah anemia normokromik-normositik yang disebabkan disfungsi sumsum tulang sehingga sel-sel darah yang mati tidak diganti. Anemia aplastik biasanya Dihubungkan dengan defisiensi sel darah merah, sel darah putih; dan trombosit, meskipun jarang, mungkin hanya mengenai sel-sel darah merah. Anemia aplastik Disebabkan banyak hal termasuk kanker sumsum tulang, perusakan sumsum tulang oleh proses otoimun, defisiensi vitamin, ingesti berbagai obat atau zat kimia, dan radiasi atau kemoterapi. Anemia aplastik juga dapat disebabkan berbagai infeksi virus, termasuk mononukleosis, hepatitis, dan AIDS. Akan tetapi, anemia aplastik sering kali tidak diketahui penyebabnya dengan pasti.

    Gambaran Klinis
    Tanda sistemik klasik anemia adalah tanda umum pada semua jenis anemia yang dibahas dalam bab ini, yaitu:
    - Peningkatan kecepatan denyut jantung karena tubuh berusaha memberi oksigen lebih banyak ke jaringan.
    - Peningkatan frekuensi pernapasan karena tubuh berusaha menyediakan lebih banyak oksigen ke darah.
    - Pusing akibat berkurangnya aliran darah ke otak.
    - Kelelahan karena penurunan oksigenasi berbagai organ, termasuk otot jantung dan otot rangka.
    - Kulit pucat karena berkurangnya oksigenasi.
    - Mual akibat penurunan aliran darah saluran cerna dan susunan saraf pusat.
    - Penurunan kualitas rambut dan kulit.


    Pada anemia aplastik, jika trombosit dan sel darah putih juga terkena, gejala-gejala ditambah dengan:
    - Perdarahan dari gusi dan gigi; mudah timbul memar, termasuk petekie dan purpura.
    - Infeksi berulang.
    - Luka pada kulit dan mukosa yang sulit sembuh.


    Perangkat Diagnostik
    - Hitung darah lengkap diferensial dan hitung trombosit, MCV, dan MCHC dapat menegakkan anemia.
    - Biopsi sumsum tulang akan menentukan sel-sel mana yang terkena.


    Komplikasi
    - Gagal jantung dan kematian akibat beban jantung yang berlebihan dapat terjadi pada anemia berat.
    - Kematian akibat infeksi dan perdarahan jika sel darah putih atau trombosit juga terlibat.


    Penatalaksanaan
    - Obati penyakit yang menjadi penyebab anemia jika diketahui atau singkirkan agen penyebab.
    - Transfusi untuk mengurangi gejala.
    - Transplantasi sumsum tulang.
    - Imunosupresi jika disebabkan penyakit otoimun.
    - Obat untuk merangsang fungsi sumsum tulang mungkin efektif.

    Penyakit Jantung Koroner (PJK): Sebab, Mekanisme dan Gejala




    Penyakit jantung koroner (PJK) adalah suatu kelainan disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung. Bilamana penyempitan ini menjadi parah maka dapat terjadi serangan jantung. Adapun penyempitan pembuluh arteri ke otak dapat menimbulkan stroke. Otot jantung diberi oksigen dan nutrisi yang diangkut oleh darah melalui arteri-arteri koroner utama yang bercabang menjadi sebuah jaringan pembuluh lebih kecil yang efisien. Sedangkan arteri ke otak yang mengangkut substansi yang sama.

    Jantung berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Untuk itu otot jantung memerlukan oksigen dan nutrisi yang cukup. Oksigen dan nutrisi diangkut oleh darah melalui pembuluh darah khusus yang disebut arteri koroner. Persoalan akan timbul bila oleh sesuatu sebab terdapat halangan atau kelainan di arteri koroner, sehingga tidak cukup suplai darah, yang berarti juga kurangnya suplai oksigen dan nutrisi untuk menggerakkan jantung secara normal. Keadaan di atas dikenal sebagai penyakit jantung koroner (PJK). Apabila aliran darah terhalang di arteri yang menuju ke otak, akan terjadi stroke. Dengan tubuh semakin tua dan memburuk oleh bermacam-macam faktor risiko seperti te kanan darah tinggi, merokok, kadar kolesterol darah yang abnormal—pembuluh menjadi usang, dan pembuluh arteri menjadi sempit, kaku, tidak elastis dan tersumbat, persis seperti karatan pada korosi pipa air. Inilah yang menyebabkan PJK.

    Sebab-sebab Terhalang atau Tersumbatnya Aliran Darah di Arteri Koroner
    Terhalang atau tersumbatnya pembuluh arteri dapat disebabkan oleh pengendapan kalsium, kolesterol lemak dan lain- lain substansi, yang dikenal sebagai plak (plaque). Proses ini mulai waktu usia muda dan bertahun-tahun berkembang pada tingkat bervariasi pada masing-masing orang, sesuai dengan hadirnya `faktor-faktor risiko’. Dalam periode tersebut deposit ini tertimbun secara perlahan-lahan yang akhirnya diameter di arteri koroner yang masih dapat dilalui darah makin lama semakin sempit, sampai pembuluh tersebut tidak dapat dilewati darah sesuai dengan kebutuhan otot jantung. Terhalangnya aliran darah seperti di atas disebut sebagai fixed blockage.

    Menurut Dean Ornish, ada mekanisme lain di samping penyumbatan plak yang dapat juga mengurangi aliran darah ke jantung. Di antaranya yang terpenting adalah kekejangan (coronary artery spasm) dan penggumpalan (platelete clumping- clotting). Berbagai penelitian menemukan bahwa faktor-faktor yang dikenal sebagai faktor risiko dapat menyebabkan formasi plak, kekejangan, dan penggumpalan. Semua mekanisme di atas yang menyebabkan PJK atau serangan jantung, bersifat interdependen; artinya, peristiwa yang satu mempengaruhi yang lain dengan cara yang beraneka ragam.

    Proses dan Mekanisme Penyumbatan
    Pada awalnya arteri normal, aliran darah tidak terhalang, tetapi oleh berbagai faktor risiko terjadilah:
    - Plak, ini dapat menyebabkan arteri mengalami penyum-batan/halangan sebagian. Plak ini dalam waktu lama dapat tumbuh terus, sehingga terjadi penyumbatan total.
     
    - Spasm, proses ini menyebabkan pembuluh arteri mengerut dan ruang aliran tinggal sebagian dan bila parah terjadi penghentian darah secara total.
     
    - Clot atau disebut juga Platelete clumping’, dalam hal ini terjadi proses penggumpalan dari berbagai substansi dalam darah. Proses ini dapat berlanjut sedemikian rupa, sehingga menghalangi aliran darah secara total.
     
    - Kombinasi dari dua atau lebih peristiwa di atas. Bila kombinasi tersebut terjadi, umumnya dengan cepat terjadi penyumbatan total (100%) pada arteri koroner.

    Tanda-tanda atau Gejala Adanya Penyumbatan (PJK)
    Karena setiap orang berbeda-beda, tanggapan fisik terhadap perkembangan PJK juga berbeda. Tidak semua orang dengan PJK memiliki simtom atau manifestasi tertentu, tetapi manifestasi yang umum menurut American 
    Health Assosioation (AHA) adalah sebagai berikut:
    - Tidak ada simtom. Banyak clari mereka yang mengalami
    PJK tidak merasakan ada sesuatu yang tidak enak atau tanda-tanda suatu penyakit. Dalam kedokteran kondisi ini disebut silent ischernia. Mereka yang berpenyakit diabetes amat rentan terhadap silent ischemia.
     
    - Angina. Formalnya disebut angina pectoris. Angina
    umumnya ditunjukkan dengan sakit dada sementara sewaktu melakukan gerakan fisik atau olahraga.
     
    - Angina tidak stabil (unstable angina). Sakit dada yang
    tiba-tiba terasa sewaktu dalam keadaan istirahat atau terjadi lebih berat secara tiba-tiba.
     
    - Serangan jantung. Bila aliran darah ke pembuluh arteri
    koroner terhalang sepenuhnya terjadilah serangan jantung atau myocardial infarction (MI).

    Daftar Pustaka
    Pencegahan & penyembuhan penyakit jantung koroner Oleh Iman Soeharto
    Serangan jantung dan stroke hubungannya dengan lemak & kolestrol Oleh Iman Soeharto

    Kanker Serviks




    LATAR BELAKANG

    Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, saat ini penyakit kanker serviks menempati peringkat teratas di antara berbagai jenis kanker yang menyebabkan kematian pada perempuan di dunia. Di Indonesia, setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks.
    Sekitar 8000 kasus di antaranya berakhir dengan kematian. Menurut WHO, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks yang tertinggi di dunia. Namun informasi mengenai hal ini belum banyak diketahui karena kanker serviks sering tidak menimbulkan gejala atau keluhan sehingga sehingga mayoritas penderita yang datang berobat sudah dalam kondisi kritis dan penyakitnya sudah dalam stadium lanjut.


    TINJAUAN PUSTAKA

    Kanker secara umum merupakan bentuk pertumbuhan sel-sel dalam tubuh. Khususnya dimulai di bagian organ tertentu yang rentan dan yang tidak normal. Ketidaknormalan kanker tercermin dari adanya kemampuan tumbuh sel yang tidak terbatas.
    Pada sel-sel normal, apabila sel telah mencapai jumlah yang besar, maka akan ada yang menghambat pertumbuhan sel lebih lanjut dan lebih banyak. Sehingga sel akan menghentikan diri, tidak membelah secara intensif lagi karena adanya tegangan dengan sel lain. Namun pada sel kanker, kemampuan membelah sel sangat besar (ploriferasi=memperbanyak diri).
    Pada kanker dapat diawali dengan tahap preinisiasi yakni meskinya bahan-bahan pemicu kanker. Bahan tersebut dapatdari radikal bebas dari mana saja. Misalnya saja makanan, minuman, kosmetik, bahan aditif dan lingkungan.
    Bahan-bahan yang memicu kanker disebut senyawa karsinogenik. Bahan karsinogenik yang mungkin masuk dalam tubuh adalah sebagai berikut :
    Bahan Karsinogenik Sumber Kemungkinan Jenis Kanker
    Ultraviolet A, B Sinar matahari Kanker kulit
    Human Papiloma Virus (HLV) Lingkungan khususnya hubungan seksual Kanker leher rahim
    Nitrosamin Aditif natrium nitrit pada sosis dan kornet (pewarna merah daging), sate/BBQ Kanker (umum)
    Benzo(a)piren Rokok Kanker paru-paru
    Rhodamin B Pewarna kertas tetapi ditambahkan pada makanan, minuman, kosmetika (warna merah) Kanker kulit, kanker (umum)

    Ternyata bahan-bahan karsinogenik dapat memacu adanya mutasi genetic dalam DNA. Dan akan terjadi proses inisiasi hingga tahap proliferasi. Saking banyaknya sel kanker maka mereka memiliki kemampuan membentuk pembuluh darah baru (angiogenesis). Angiogenesis selain berfungsi sebagai bahan utama pertumbuhan sel, ia juga alih fungsi sebagai penyebab kanker ke sel di organ lapin karena sel kanker dapat menyebar ikut bersama aliran darah dan pembuluh limfa (metastase).
    Pada tahap sebelum inisiasi sel tidak normal tidak tumbuh secara ganas, hanya sebagai tumor (benign). Namun apabila tumbuh secara tak terbatas dan tidak terkontrol maka mengakibatkan munculnya sel kanker (malign).
    Dalam pembahasan ini kita akan membahaas mengenai kanker leher rahim. Kanker leher rahim merupakan momok terbesar di negara maju. Kanker leher rahim ini juga menimbulkan banyak masalah yang beripa kesakitan (morbiditas), penderitaan dan bahkan kematian.

    KANKER LEHER RAHIM (SERVIKS)
    Leher rahim (Serviks) merupakan bagian dari alat reproduksi yang sering ditumbuhi kanker. Leher rahim terletak di bagian bawah rahim. Tugasnya adalah membantu jalannya sperma dari vagina menuju rahim. Leher rahim mengeluarkan jenis lendir tertentu dengan tugas yang berbeda-beda.
    Nama lain dari kanker rahim adalah serviks. Kanker ini termasuk kedalam kategori kanker yang ganas. Kanker serviks adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada serviks, sehingga jaringan disekitarnya tidak dapat melaksanakan fungsi sebagaimana mestinya. Keadaan tersebut biasanya disertai dengan adanya pendarahan dan pengeluaran cairan vagina yang abnormal, penyakit ini dapat terjadi berulang-ulang.
    Kanker leher rahim (Kanker Serviks) merupakan sebuah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim/serviks. Yaitu bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina.


    PENYEBAB KANKER SERVIK
    Kanker serviks disebabkan infeksi virus HPV (human papillomavirus) atau virus papiloma manusia. HPV menimbulkan kutil pada pria maupun wanita, termasuk kutil pada kelamin, yang disebut kondiloma akuminatum. Hanya beberapa saja dari ratusan varian HPV yang dapat menyebabkan kanker. Kanker serviks atau kanker leher rahim bisa terjadi jika terjadi infeksi yang tidak sembuh-sembuh untuk waktu lama. Sebaliknya, kebanyakan infeksi HPV akan hilang sendiri, teratasi oleh sistem kekebalan tubuh. Kanker serviks menyerang daerah leher rahim atau serviks yang disebabkan infeksi virus HPV (human papillomavirus) yang tidak sembuh dalam waktu lama. Jika kekebalan tubuh berkurang, maka infeksi HPV akan mengganas dan bisa menyebabkan terjadinya kanker serviks. Gejalanya tidak terlalu kelihatan pada stadium dini, itulah sebabnya kanker serviks yang dimulai dari infeksi HPV dianggap sebagai “The Silent Killer”.

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KANKER SERVIKS
    1. Makanan
    2. Gangguan sistem kekebalan
    3. Pemakaian kontrasepsi
    4. Ras
    5. Polusi udara
    6. Golongan ekonomi rendah
    7. Terlalu sering membersihkan vagina
    8. Faktor etologik
    9. Herpes Simpleks Virus (HVS) Tipe 2
    10. Perubahan Fisiologik Epitel Serviks
    11. Perubahan Neoplastik Epitel Serviks
    12. Merokok
    13. Pengunaan celana ketat
    14. Umur
    15. Paritas
    16. Usia wanita saat menikah
    17. Hubungan seks pada usia muda
    18. Pasangan seksual lebih dari satu

    GEJALA KANKER SERVIKS
    Pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang mudah diamati. Itu sebabnya, Anda yang sudah aktif secara seksual amat dianjurkan untuk melakukan tes pap smear setiap dua tahun sekali. Gejala fisik serangan penyakit ini pada umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker stadium lanjut.
    1. Munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan intim (contact bleeding).
    2. Keputihan yang berlebihan dan tidak normal.
    3. Perdarahan di luar siklus menstruasi.
    4. Penurunan berat badan drastis.
    5. Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien akan menderita keluhan nyeri punggung
    6. Hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal.

    PEMERIKSAAN KANKER SERVIKS
    Pemeriksaan kanker servik dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, di antaranya yaitu :
    1. Mendeteksi kanker serviks dengan pap smear
    2. IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)
    3. Mendiagnosis serviks dengan kolposkopik
    4. Vagina inflammation self test card
    5. Schillentest
    6. Kolpomikroskopi




    PENCAGAHAN KANKER SERVIKS
    Cara menghindari kanker serviks memang tidak semudah membalikkan tangan. Namun beberapa cara ini dapat dilakukan untuk menghindari kanker serviks, diantaranya yaitu :
    1. Menunda untuk menjadi wanita yang memiliki aktivitas seksual yang tinggi.
    2. Jangan berganti-ganti pasangan.
    3. Melakukan vaksinasi HPV
    4. Melakukan pemeriksaaan rutin
    5. Menghindari rokok
    6. Menghindari mencuci vagina terlalu sering
    7. Menghindari menabur bedak disekitar vagina
    8. Menghindari makanan berlemak
    9. Menghindari hubugan seks terlau dini
    10. Menghindari terlambat untuk menikah
    11. Makanlah makanan yang mengandung vitamin C, Beta Karoten dan Asam Folat

    PENGOBATAN KANKER SERVIKS
    Kanker serviks dapat diatasi dengan berbagai cara diantaranya, yaitu :
    1. Dengan vaksin HPV dan Screening
    Pada sebuah penelitian menyatakan bahwa kombinasi vaksinasi HPV dan screening dapat memberikan manfaat yang besar dalam pencegahan penyakit kanker serviks. Vaksin HPV dapat berguna dalam pengobatan sedangkan sreening untuk mengurangi kejadian kanker serviks. Kedua kombinasi ini juga bisa mengobati kondisi pra-kanker dan serviks pada kasus yang ringan.
    2. Dengan vaksin ASO4
    Tidak semua teknologi vaksinasi itu sama. Banyak sekali vaksin yang sedang digunakan untuk pengobatan kanker serviks. Ada sistem terbaru dari vaksin yang dapat merangsang tubuh menjadi kuat dan stabil. Ada sebuah terobosan baru bahwa sistem ajuva nomor 4 (ASO4) dapat merespontubuh dibandingkan dengan sistem vaksin yang lain. Ajuva tersebut bisa berlaku seperti booster, yang sangat berguna membantu membentuk respon kekebalan yang lebih tinggi.
    3. Dengan vaksin Cervarix
    Cervarix merupakan sebuah vaksin kanker serviks terobosan baru yang beredar di Indonesia. Vaksin ini ditujukan bagi remaja putri maupun perempuan dewasa (usia 10 tahun s/d 55 tahun) untuk pencegahan kanker serviks. Cervarik adalah vaksin yang diproduksi oleh GlaxoSmith-Kline’s.
    4. Dengan vaksin Gardasilr
    Vaksin ini juga bekerja mencegah dua tipe HPV yang tidak menyebabkan kanker, yaitu tipe 6 dan 11. Namun kedua tipe ini menyebabkan 90% genital warts (kutil). Vaksin Gardasilr diberikan melalui injeksi intramuskular 0,5 ml sebanyak tiga kali selama enam bulan dan dosis kedua diberikan dua bulan setelah vaksin pertama dan dosis ketiga diberikan dua bulan setelah dosis kedua.
    5. Terapi radiasi
    Terapi radiasi atau sering disebut dengan radioterapu dapat digunakan untuk mengobati kanker leher rahim. Pengobatan ini menggunakan sinar pengion. Namun bisa juga menggunakan gelombang panas (hyperthermia).
    6. Biopsi
    Pengobatan dengan biopsi adalah pengobatan dengan cara operasi. Dengan biopsi dappat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomannya. Biopsi dilakukan jika pada pemerikasaan panggul tampak suatu pertumbuhan atau luka pada serviks, atau juika Pap smear menunjukkan suatu abnormalitas atau kanker.
    7. Konisasi adalah sebuah cara mengangkat jaringan yang mengandung selaput lendir serviks dan epitel gepeng serta kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan pada serviks tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas.
    8. Histerektomi
    Histerektomi merupakan sebuah operasi pengangkatan kandungan (rahim,uterus) seorang wanita. Hal ini sangat disayangkan sebab setelah menjalani histerektomi seorang wanita tidak mungkin lagi untuk hamil dan mempunyai anak.
    9. Kemoterapi
    Kemoterapi adalah sebuah pengobatan yang bersifat adjuvant atau paliatif. Sel yang aktif membelah dapat diperkecil dengan obat-obatan sitostatika. Obat-obatan sitostika bekerja pada satu atau beberapa fase dari siklus sel. Dengan begitu maka memerlukan pengobatan yang berulang. Ini dapat dilakukan dengan kombinasi pemakaian Mitomycin-C, Vincristin, Bleomycin dan Cisplatin.
    10. Terapi biologis
    Terapi biologis adalah pengobatan dengan menggunakan zat-zat untuk memperbaiki kekebalan tubuh dalam melawan penyakit. Pengobatan ini dilakukan pada kanker yang telah menyebar ke tubuh lain. Pengobatan ini sering menggunakan interferon dan bisa sikombinasikan dengan kemoterapi.